1.1  Tekhnik Upacara Penutupan

• Semua anggota berdiri tegak dengan pandangan mata menuju ke depan.
• Pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria”, di ikuti oleh anggota dengan cara mengepalkan ke dua telapak tangan.
• Pelatih memberikan aba-aba “Latihan selesai, demi keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan pulang, berdo’a … mulai”, seluruh anggota menundukan kepala dan berdo’a. Adapun do’a yang di baca ialah :

ü      Al-Fatihah 1X

ü      Ayat Kursi 1X

• Keseluruhan do’a diatas dibaca sambil tahan nafas.
• Begitu do’a selesai, pelatih memberikan aba-aba “Selesai” dan anggota bersama-sama menghembuskan nafasnya kepada kedua telapak tangan , lalu di usapkan ke muka dan seluruh tubuh dapat di jangkau.
• Pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria” dan seluruh anggota melakukan SIKAP SATRIA kembali.
• Pelatih memberikan aba-aba “Pusaka”, di ikuti oleh anggota dengan menepukkan kedua telapak tangan pada kedua paha (samping), lalu diangkat dan kedua telapak tangan di tempelkan di atas kepala (di ikuti pandangan tertuju pada kedua telapak tangan). Lalu secara perlahan kedua telapak tangan diturunkan (telapak tangan masih dalam keadaan merapat satu sama lain) di ikuti pandangan mata.
• Setelah kedua telapak tangan tepat di depan dada , perlahan-lahan di buka membentuk segitiga himgga mencapai perut.
• Selama melakukan gerakan di atas bacalah Do’a di atas masing-masing 1X sambil tahan nafas. Begitu telapak tangan membentuk segitiga dengan sempurna (tepat di perut) hembuskan nafas sembari mengucap “Allahu”.
• Lalu pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria” dan di ikuti oleh seluruh anggota dengan kembali pada posisi sikap satria.

·        Komandan / Anggota paling kanan memberikan aba-aba dengan cara menepukkan kedua telapak tangan ke paha kaki (samping) lalu di ikuti oleh seluruh anggota dengan memberikan penghormatan kepada pelatih.

·        Pelatih membalas dengan memberikan sikap hormat kepada seluruh anggota.

UPACARA

I. Tekhnik Upacara

1.1  Tekhnik Upacara Pembukaan

• Semua anggota berdiri tegak dengan pandangan mata menuju ke depan.
• Pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria”, di ikuti oleh anggota dengan cara mengepalkan ke dua telapak tangan.
• Pelatih memberikan aba-aba “Sebelum latihan, demi keselamatan dan kelancaran dalam latihan, berdo’a … mulai”, seluruh anggota menundukan kepala dan berdo’a. Adapun do’a yang di baca ialah :

ü      Al-Fatihah 1X

ü      Ayat Kursi 1X

·        Keseluruhan do’a diatas dibaca sambil tahan nafas.

·        Begitu do’a selesai, pelatih memberikan aba-aba “Selesai” dan anggota bersama-sama menghembuskan nafasnya kepada kedua telapak tangan , lalu di usapkan ke muka dan seluruh tubuh dapat di jangkau.

·        Pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria” dan seluruh anggota melakukan SIKAP SATRIA kembali.

·        Pelatih memberikan aba-aba “Pusaka”, di ikuti oleh anggota dengan menepukkan kedua telapak tangan pada kedua paha (samping), lalu diangkat dan kedua telapak tangan di tempelkan di atas kepala (di ikuti pandangan tertuju pada kedua telapak tangan). Lalu secara perlahan kedua telapak tangan diturunkan (telapak tangan masih dalam keadaan merapat satu sama lain) di ikuti pandangan mata.

·        Setelah kedua telapak tangan tepat di depan dada , perlahan-lahan di buka membentuk segitiga hingga mencapai perut.

·        Selama melakukan gerakan di atas bacalah Do’a di atas masing-masing 1X sambil tahan nafas. Begitu telapak tangan membentuk segitiga dengan sempurna (tepat di perut) hembuskan nafas sembari mengucap “Allahu”.

·        Lalu pelatih memberikan aba-aba “Sikap Satria” dan di ikuti oleh seluruh anggota dengan kembali pada posisi sikap satria.

·        Komandan / Anggota paling kanan memberikan aba-aba dengan cara menepukkan kedua telapak tangan ke paha kaki (samping) lalu di ikuti oleh seluruh anggota dengan memberikan penghormatan kepada pelatih.

·        Pelatih membalas dengan memberikan sikap hormat kepada seluruh anggota.

Pengesahan Anggota Baru

            Sebelum anggota baru mengikuti latihan resmi yang di selenggarakan oleh Perguruan Silat Pusaka Raga Kencana, para anggota baru/calon pendekar wajib melalui beberapa ujian, karena seluruh anggota di tuntut untuk dapat memperlihatkan kesungguhannya dalam mempelajari tekhnik-tekhnik yang di ajarkan di perguruan. Ujian tersebut mempunyai fungsi untuk menanamkan keberanian anggota baik secara lahir maupun secara bathin. Adapun ujian tersebut meliputi :

1.      Meminum air rebusan teh upet.

-         Maksud dan tujuan :

Memberikan pengertian kepada setiap anggota bahwa dalam menjalani latihan nanti diharapkan jiwa maupun raganya sudah siap bila harus menjalani sesuatu yang terjadi di luar keinginannya dalam latihan.

2.      Memecahkan telur kampung yang sebelumnya telah diisi tenaga dalam oleh Pembimbing/Guru Besar.

-         Maksud dan tujuan :

Memberikan pengertian kepada setiap anggota bahwa orang yang selama ini kita anggap lemah bisa saja berbalik menjadi orang yang sangat kuat, begitu pun sebaliknya orang kuat bisa berbalik menjadi orang yang terlemah.

3.      Tes Kebal dengan jarum Pentul (Sebelumnya badan anggota yang akan di tes diisi terlebih dahulu oleh Pembimbing/Guru Besar).

-         Maksud dan tujuan :

Memberikan pengertian kepada setiap anggota bahwa yang namanya kebal itu bukan berarti bila terkena sabetan, bacokan atau apapun tidak akan merasakan sakit sama sekali.Yang benar adalah rasa sakit tetap akan terasa namun kita tidak akan terluka sedikit pun.

4.      Tes Mental.

-         Maksud dan tujuan :

Memberikan pengertian kepada setiap anggota bahwa mental adalah bekal utama selain fisik. Mental lebih sulit di kuasai dibanding fisik, karena mental ini menjadi penentu kemenangan dalam sebuah pertarungan.

5.      Tausyiah dari Pembimbing/Guru Besar.

-         Maksud dan tujuan :

Memberikan penyegaran, penerangan dan pelurusan niat di dalam mempelajari ilmu beladiri silat, karena di takutkan niat anggota dalam bergabung dan mempelajari tekhnik-tekhnik silat perguruan di salah gunakan untuk sesuatu yang jahat dan bertentangan dengan ajaran murni perguruan dan agama.